Chapter 18, 2012


Loli

Langit mendung, seperti hari-hari kemarin. Hanya mendung. Aku selalu bertanya, dimana hujan itu akan turun nanti? Entahlah, Tuhan punya rencana lain sepertinya.

"Loli...."

Aku berbalik, dan kau berdiri disana. Dihadapanku. Aku senang kau hadir saat ini. Tapi aku tau sesuatu telah terjadi, karena saat ini kau memandangku serius. "Ada apa?"

"Kau menyembunyikan sesuatu dariku?"

Aku terdiam. Berfikir sebentar. Apa? Bahkan aku terlalu jujur padamu. " Tak ada."

"Apakah kau masih teman kecilku? Bahkan kau lebih memilih memberitahukannya pada Jerry daripada aku."
"Apa maksudmu?"
"Berhentilah berpura-pura tak tau apapun. Haruskah dia lebih mengetahuimu daripada aku?"
"Apa yang kau...."
"Jika memang kau lebih menganggap Jerry sahabatmu, terserahlah."

Aku terdiam lagi. Kau egois Farel. Kau hanya ingin di dengar. Bahkan aku tak mengerti apa yang sudah aku lakukan. Kau bahkan tak mau mendengarku lagi. "Kau ini bicara apa?"

Kau menatapku dalam. "Sekarang terserah padamu. Aku takkan mencampuri urusanmu lagi."

Kau brengsek Farel. Kau membuatku menyukaimu, lalu sekarang kau pergi begitu saja. Aku tak tau mengapa aku menyukai pria egois sepertimu. Tapi, aku menyukaimu. Dan akan selalu begitu.

" Aku tak pernah memaksamu. Memaksamu untuk berhenti marah padaku. Memaksamu untuk memperhatikanku. Dan memaksamu... Untuk sayang padaku. Semua itu tergantung dirimu. "

Aku berbalik, mencoba menahan luapan emosi dan kesedihanku. Entah mengapa semua yang kulakukan seakan salah di matamu. Bahkan aku sendiri tidak pernah bermaksud melakukan apa yang kau pikirkan. Aku selalu menjadi yang terbaik untukmu. Selalu!

"Loli......"

Aku berhenti. Hening sejenak.
"Loli........."
Hening. Kau tak tau Farel. Kau tak tau aku menyukai saat kau memanggilku dengan suaramu yang rendah. Aku menyukai setiap kau memanggil namaku. Aku menyukainya.
"Loli........"
Aku berbalik. Masih menatapmu dalam diam. Angin berhembus sepoi, membiarkan beberapa helai rambutku yang tak terikat tertiup hembusan angin.
"Izinkan aku.... Izinkan aku mengetahui semua tentangmu." Ada jeda cukup panjang hingga kau menghembus nafasmu pelan.

"Aku mencintaimu"

Lalu kau berjalan pergi. Dan sekali lagi, dan sekali lagi kau membiarkanku menatap punggungmu dalam kebingungan yang teramat sangat. Farel, bisakah kau berhenti membuatku merasa bersalah? Pernahkah kau merasa bagaimana menjadi aku?

Aku mencintaimu.
Bahkan mungkin aku lebih mencintaimu.
Aku hanya..... Tak tau bagaimana menunjukkannya padamu.

Comments