12 of 12

Halo Tanggal Lima!
Lihatlah, aku mendapat sebuah hadiah istimewa hari ini. Sebuah tabung kecil yang di bawahnya terdapat kunci bulat yang berfungsi memutar alunan musik indah. Di dalamnya, ada sepasang beruang cokelat kecil yang memegangi bunga mawar raksasa.
Juga secarik surat, di dalam sebuah kotak yang lebih kecil lagi.

Photo by eberhard grossgasteiger on Unsplash
Image source: @google



Rako Prijanto
Perempuanku

Perempuan datang atas nama cinta
Bunda pergi karena cinta
Digenangi air racun jingga adalah wajahmu
Seperti bulan lelap tidur dihatimu
Yang berdinding kelam dan kedinginan
Ada apa dengannya?
Meninggalkan hati untuk dicaci
Baru sekali ini aku melihat karya surga dalam mata seorang hawa
Ada apa dengan cinta?
Tapi aku pasti akan kembali
Dalam satu purnama
Untuk mempertanyakan kembali cintanya
Bukan untuknya
Bukan untuk siapa
Tapi untukku
Karena aku ingin kamu
Itu saja..


Mungkin kalian bertanya, apa yang membuatnya istimewa?
Seperti melihat baterai gadget-mu full setelah di charge. Seperti mendengar bel berbunyi saat guru killer mengajar. Seperti telah menemukan bunga di tengah salju. Bahagia.
Sesimple itu, semudah itu untuk bahagia. Mengetahui dia tetap disana, berdiri menunggumu pulang. Menyerahkan waktunya yang berarti untuk tetap menunggumu.
Beberapa tahun yang lalu, bukannya dirimu hanya seorang siswa baru dengan pita dan sebuah papan pengenal yang tergantung di dadamu? Lalu seperti apa kau saat ini?

Postingan ini benar-benar berbeda dari postingan yang telah direncanakan tiga minggu lalu. Postingan ini murni ditulis di pulau seberang nan jauh disana.
Maka, aku hanya ingin mengucapkan Maaf. Maaf untuk segalanya.
Maaf terlalu sering mengucapkan maaf.
Maafkan aku.
Dan..
Terima kasih.


Oleh: Rako Prijanto

Ketika tunas ini tumbuh
Serupa tubuh yang mengakar
Setiap nafas yang terhembus adalah kata
Angan, debur dan emosi
Bersatu dalam jubah terpautan
Tangan kita terikat
Lidah kita menyatu
Maka apa terucap adalah sabda pendita ratu
Ahh.. diluar itu pasir, diluar itu debu
Hanya angin meniup saja
Lalu terbang hilang tak ada
Tapi kita tetap menari
Menari cuma kita yg tau
Jiwa ini tandu, maka duduk saja
Maka akan kita bawa
Semua.
Karena..
Kita..
Adalah..

SATU.



Comments