12 of 12
Halo Tanggal Lima!
Lihatlah,
aku mendapat sebuah hadiah istimewa hari ini. Sebuah tabung kecil yang di
bawahnya terdapat kunci bulat yang berfungsi memutar alunan musik indah. Di
dalamnya, ada sepasang beruang cokelat kecil yang memegangi bunga mawar raksasa.
Juga
secarik surat, di dalam sebuah kotak yang lebih kecil lagi.
Rako Prijanto
Perempuanku
Perempuan
datang atas nama cinta
Bunda pergi
karena cinta
Digenangi air
racun jingga adalah wajahmu
Seperti bulan
lelap tidur dihatimu
Yang
berdinding kelam dan kedinginan
Ada apa
dengannya?
Meninggalkan
hati untuk dicaci
Baru sekali
ini aku melihat karya surga dalam mata seorang hawa
Ada apa
dengan cinta?
Tapi aku
pasti akan kembali
Dalam satu
purnama
Untuk
mempertanyakan kembali cintanya
Bukan
untuknya
Bukan untuk
siapa
Tapi untukku
Karena aku
ingin kamu
Itu saja..
Mungkin
kalian bertanya, apa yang membuatnya istimewa?
Seperti
melihat baterai gadget-mu full setelah di charge. Seperti mendengar bel
berbunyi saat guru killer mengajar. Seperti telah menemukan bunga di tengah
salju. Bahagia.
Sesimple
itu, semudah itu untuk bahagia. Mengetahui dia tetap disana, berdiri menunggumu
pulang. Menyerahkan waktunya yang berarti untuk tetap menunggumu.
Beberapa
tahun yang lalu, bukannya dirimu hanya seorang siswa baru dengan pita dan
sebuah papan pengenal yang tergantung di dadamu? Lalu seperti apa kau saat ini?
Postingan
ini benar-benar berbeda dari postingan yang telah direncanakan tiga minggu
lalu. Postingan ini murni ditulis di pulau seberang nan jauh disana.
Maka,
aku hanya ingin mengucapkan Maaf. Maaf untuk segalanya.
Maaf
terlalu sering mengucapkan maaf.
Maafkan aku.
Dan..
Terima kasih.
Oleh: Rako Prijanto
Ketika tunas
ini tumbuh
Serupa tubuh
yang mengakar
Setiap nafas
yang terhembus adalah kata
Angan, debur
dan emosi
Bersatu dalam
jubah terpautan
Tangan kita
terikat
Lidah kita
menyatu
Maka apa
terucap adalah sabda pendita ratu
Ahh.. diluar
itu pasir, diluar itu debu
Hanya angin
meniup saja
Lalu terbang
hilang tak ada
Tapi kita
tetap menari
Menari cuma kita
yg tau
Jiwa ini
tandu, maka duduk saja
Maka akan
kita bawa
Semua.
Karena..
Kita..
Adalah..
SATU.
Comments
Post a Comment