Chapter 9, 2012
Loli
Kenapa saat ini rasanya kau semakin jauh? Padahal jelas-jelas
kau berada di hadapanku, tersenyum dengan manisnya seperti biasa. Tapi aku
tetap merasakan itu, merasa kau jauh, sangat jauh, hingga aku tak bisa
menggapaimu. Apa ini karena dia? Karena wanita yang telah menggantikan posisiku
di sampingmu? Padahal kau bilang posisi itu milikku kan? Aku egois, ya.. Egois
karena tak mau melepasmu. Aku mau.. aku mau melepasmu! Jika aku bisa..
"Loli.." Katanya lembut. Aku hanya bisa menahan
perih, menahan gemuruh dadaku yang memanas. Bahkan, hingga saat ini kau tak
pernah sadar. Tak pernah sadar, bahwa aku mencintaimu. Ya, mencintaimu..
"Ya?"
"Jika nanti kita mempunyai pasangan masing-masing,
jangan ada yang berubah ya.." Deg! Kata itu, seharusnya aku yang
mengatakannya. Seharusnya aku yang khawatir jika suatu saat semuanya harus
berubah. Lagi pula, saat ini aku tak mempunyai seseorang yang akan
menggantikanmu, tak ada. Hanya kau, hanya kau yang boleh mengisi tempat itu.
"Ya" Hanya itu yang bisa ku ucapkan. Hanya itu. Aku
tak punya cukup tenaga untuk mengucapkan apa yg ingin aku ucapkan. Gemuruh di
dadaku semakin kencang. Sakit. Aku bahkan meragukan jika kau tak mendengarnya.
Farel tersenyum tipis, ia mengacak rambutku lembut lalu
berbalik. Aku hampir saja menangis-hal yang tentu saja jarang ku lakukan-saat
aku melihat sudut mata Farel mengeluarkan butiran bening yang jatuh membasahi
pipinya. Aku tercengang. Apa yang ku lakukan hingga membuatnya menangis? Bahkan
seharusnya yang menangis itu aku.
Sebenarnya, siapa yang lebih menderita? Kau, atau aku?
Aku terdiam menatap punggungnya yang semakin menjauh. Jauh.
Dan kemudian hilang.
Sedetik kemudian, aku menangis..
Comments
Post a Comment