Chapter 10, 2012


Loli


Aku memasuki ruang osis ragu-ragu, mencari sang ketua osis yang adalah sahabatku sejak kecil. Aku tau, jabatan ketua osis benar-benar membuatnya sibuk, tapi dia selalu bisa mendapatkan nilai yang bagus di sekolah. Tapi hari ini ruangan osis sepi, tak ada seorangpun disana. Where him?
Aku berjalan keluar ruangan osis, namun langkahku terhenti begitu mendengar dentingan gitar. Suara itu berasal dari ruang musik tak jauh dari ruang osis. Dengan langkah hati-hati aku berjalan ke arah ruang musik seraya bertanya dalam hati, siapa yang memainkan gitar sebagus itu?
Lalu aku melihatnya duduk di sebuah kursi di tepi panggung, memegang gitar dan memainkannya dengan lembut.
"Sejak kapan kau pintar memainkan gitar?"
Permainannya terhenti, ia tersenyum begitu melihatku. Aku mengambil sebuah kursi lalu duduk disebelahnya, ia kembali memainkan gitarnya asal-asalan.
"Hei, bisakah kau mengajariku?"
"Kau harus membayarku..."
"Teganya kau..... Ayolah Rel, sekali saja!"
"Baiklah"
Lalu tanpa basa-basi, ia mulai memainkan gitarnya. Melodi gitar indah membuatku hanyut di dalamnya. Tanpa sadar aku bersandar di pundaknya, menutup mataku dan menikmati saat bersamanya tiap detiknya. Degupan jantungnya tak jauh beda dengan degupan jantungku. Dan aku senang mengetahui hal itu.
Aku masih terdiam dengan posisi seperti itu sampai lagu itu berhenti sejenak. Aku kira itu hanya jeda sebentar, tapi aku sadar dia telah berhenti. Baru saja aku ingin membuka mataku, aku bisa merasakan sebuah kecupan mendarat di keningku. Lama. Lama sekali hingga aku meragukan apa yang kurasakan.
Aku masih terdiam, membatalkan membuka mataku. Membiarkan tubuhku bersandar di pundaknya. Merasakan hangat tubuhnya. Dia mengelus rambutku pelan, lalu kembali memainkan lagunya. Egoisnya, aku tak ingin hari ini berakhir.

Tuhan,
Bisakah aku meminta untuk menghentikan waktu ini beberapa saat saja?
Aku hanya ingin mengingat tiap detailnya.
Aku ingin tetap merasakan hangat tubuhnya, dekapannya, dan kecupan lembutnya.
Aku menyukai saat ia mengelus kepalaku lembut.
Sialnya, saat ini juga akhirnya aku sadar satu hal…

Aku benar-benar telah jatuh cinta padanya.

Comments