Chapter 1, 2012

Jerry



Hari ini aku bersamanya. Hunting foto di sebuah padang rumput ilalang yang rindang. Kau tak pernah tau, bahwa kaulah objek fotoku selama ini, inspirasiku, dan orang yang diam-diam ku kagumi. Kau orang pertama yang membuatku merasakan cinta. Dan kau orang pertama yang membuatku jatuh cinta.

" Loli.. "

" Hmm? " Jawabmu tanpa memandangku. Kau masih sibuk dengan kameramu. Memotret apapun yang ada di hadapanmu.
" Pernahkah kau menyukai seseorang, tapi kau tak pernah bergerak mengejarnya sekalipun? " Kau akhirnya menghentikan kegiatan memotretmu. Memandang kejauhan dalam diam. Aku tau kau mengetahuinya, mengetahui jawaban itu. Kita berdua terdiam, membiarkan angin sepoi mengibaskan rambutmu dan membuatku terpesona. Dan kau tak tau lagi, aku sedang memotretmu saat ini.
"Yeah.." Jawabmu akhirnya. Nada suaramu pasrah. Ya. Aku tau kau pernah merasakannya. Tapi kau tak pernah tau, cintamu tak sepenuhnya tak bergerak.

" Aku menyukai seseorang.... "

Kau berbalik menatapku dengan wajah polos. Dan aku kembali memotretmu. Aku tertawa pelan, menikmati suasana tenang dan sejuk ini. Tentu dengan kau disampingku.
" Siapa? " Tanyamu begitu polos.
"Seseorang yang baru ku kenal, sayangnya... Sepertinya aku terlambat." Kataku seraya memotret awan. Mencoba mengalihkan pandanganku darimu. Mengalihkan agar aku tak kembali larut dalam mata indahmu.
"Tapi kenapa?" Hening sejenak. "Well, tak ada yang terlambat Jerry. Setidaknya... Kau harus berusaha. Terkadang diam itu, menyakitkan.." Kau mengikutiku memotret awan. Sepertinya mencoba membuat suasana lebih ceria.
"Dia menyukai seseorang.."
Kau kembali memandangku dengan polos. Dan itu berhasil membuatku tertawa. "Kau benar-benar menyukai wanita itu? Kau tau Jerry? Terkadang cinta itu seperti ulangan. Saat soal itu tak selesai tepat waktu, maka kau lebih baik memilih dilindas sebuah truk. Makanya kau harus lebih konsentrasi!" Kau tertawa pelan.
Aku mencubit pipimu pelan. Kau tak tau juga kan Loli? Saat kau tersenyum, bagai penenang jiwaku. Sayang senyum itu bukan milikku seorang.
"Cinta tak harus memiliki. Right? Dan saat seseorang yang di sukainya itu menolak menggenggam tangannya. Maka aku harap dia tak menyesal jika aku yang akan menggenggam tangan itu.." Aku melepas cubitanku. Kau meringis pelan, pipimu memengluarkan semburat merah muda.
Ada jeda yang cukup panjang, sampai akhirnya kau memandangku lekat-lekat. "Siapapun wanita itu, aku harap dia benar-benar pantas di cintai olehmu. Semangat !!"
Kau memberiku semangat. Maka aku semangat. Bodohnya aku, seperti anjing yang patuh pada majikannya. Melakukan apapun yang kau katakan. Seharusnya kau tak memberiku semangat. Aku hanya takut, takut akan merebutmu dari sepupuku sendiri. Kami kembali dalam kesibukan masing-masing. Memotret apapun yang menarik. Dan kau masih menjadi objekku.

"Jerry..."
"Yeah?"
"Mengapa kau menyukai wanita itu ?"
"Loli. Mengapa kau menyukai orang yang kau sukai?" Kau memandangku bingung.
"Saat kau mengetahui jawabannya, maka itu adalah jawabanku juga."
Kau terdiam. Aku terdiam. Mengapa aku menyukaimu, Loli? Entahlah. Kau tak pernah punya alasan untuk dicintai. Karena aku mencintaimu sesuai perintah hati, dan sepertinya aku tak perlu menggunakan logika saat ini. Cukup menikmati tiap detikku bersamamu.

Awan bertebaran di langit, angin sepoi menggoyangkan ilalang, dan matahari masih bersembunyi di balik awan.

Mengapa ada awan dilangit?
Mengapa ada angin di bumi?
Mengapa ilalang memenuhi padang rumput ini?
Mengapa ada matahari?
Mengapa matahari malah bersembunyi di balik awan?
Mengapa?
Mengapa aku mencintaimu?

Comments