Chapter 13, 2012
Farel
Sore ini mendung. Sepertinya ia tau suasana hatiku seperti
itu. Mendung. Aku berada di depan ruang osis, memandang langit yang sepertinya
ikut bersedih melihatku. Bukan. Bersedih bersamaku.
Angin dingin bertiup sepoi, membuat tubuhku sedikit
menggigil. Sepertinya aku harus mulai membawa jaket. Aneh, aku menyukai suasana
ini, aku sedikit menyukai hujan. Tapi kenapa? Biasanya aku bahkan memohon agar
hujan tak muncul.
Lalu aku melihatmu berjalan di koridor sekolah. Menoleh tapi
tak melihatku, lalu kau kembali berjalan. Sepertinya kau benar-benar tak
melihatku. Aku berjalan menyusulmu. Mengikuti tiap langkahmu dalam diam. Tapi
mengapa aku mengikutimu? Bahkan sepertinya tubuhku mulai bergerak tanpa di
perintah.
Kau berjalan terhuyung hingga nyaris jatuh jika di sebelahmu
tak ada dinding. Dan aku juga nyaris menggendongmu jika kau tak segera berdiri
lagi. Kau berjalan dengan berpegangan pada dinding di sebelahmu. Konyolnya aku.
Hanya melihatmu dalam diam. Sejak kapan kau dan aku menjadi jauh seperti ini?
Kau berjalan dengan langkah pelan ke arah kelasmu yang berada
di seberang lapangan basket. Lalu hujan akhirnya turun tak tanggung-tanggung.
Membuat tubuhmu yang lemas itu basah. Kali ini aku tak diam, menarikmu ke
pelukanku dan mencoba tubuhmu tak basah satu-satunya cara untuk membuatmu tetap
aman. Mataku liar mencari tempat teduh terdekat. Baru saja aku akan membawamu
pergi, kau menahan bajuku.
" Kau lupa aku suka hujan? " Hening sejenak. "
Aku senang kali ini kau yang menolongku.. "
Deg ! Perasaan itu kembali datang. Degupan jantung yang kuat
dan rasa egois yang menginginkanmu kembali muncul. Mengamuk untuk keluar dari
dada ini. Sepertinya aku tau jawabannya.
Mengapa aku menyukai hujan ?
Mengapa aku mengikutimu ?
Itu karena dirimu.
Comments
Post a Comment