Chapter 15, 2012


Farel

Malam ini bintang dan bulan menemaniku lagi. Bukan aku, kita. Yeah, kali ini kau berada di sebelaku, menemaniku menatap bulan indah ini. Entah kapan terakhir kali kau berada di sebelahku lagi, maksudku, benar-benar berada di sebelahku. Sendirian.
Seperti biasa, pipimu memancarkan semburat merah muda, matamu berkilau, dan senyummu membuatku kembali hanyut dalam pesonamu.
Angin malam berhembus sepoi, kau bergidik dingin. Kulepas jaketku lalu membiarkannya membalut pundakmu yang kecil itu. Kau menerimanya tulus, merekatkan jaket itu masih dalam diam. Aku ikut diam. Membiarkan angin malam membekukan hati ini.
Lalu kau bersandar di pundakku, sama seperti dulu. Taukah kau Loli?

Aku menyukai saat kau bersandar di pundakku. Aku menyukai semua yang kau lakukan padaku meskipun itu membuatku sakit. Aku menyukai semua yang dulu sering kau lakukan. Dan aku, merindukan dirimu yang dulu.
Aku tau kau sedang tertidur, mencoba menikmati semua yang terjadi saat ini. Aku mengelus rambutmu pelan, mencoba menikmati malam ini bersamamu meski aku ingin sekali memelukmu saat ini. Kau terbangun. Maafkan aku jika elusanku membuatmu terbangun Loli, aku hanya ingin menunjukkan rasa rinduku padamu. Kau menyukai saat kepalamu dielus bukan?

"Sorry.."

Sejak kapan kau meminta maaf saat kau bersandar di pundakku? Sejak kapan pula aku marah saat kau bersandar di pundakku? Aku menyukai itu. Ingatlah.
Lalu kau terdiam. Aku terdiam. Malam semakin larut dan semua hening. Aku tak tahan lagi, kutarik kepalamu lembut agar bersandar di pundakku. Aku bisa melihat ekspresi terkejutmu Loli, tapi aku mohon, jangan mencoba menghindar dariku lagi.


Bersandarlah...


Bersandarlah di pundakku...


Pundakku, hanya pundakku saja.

Comments