Chapter 1, 2012
Chapter 1 yang sebenarnya. Mungkin chapter 1-5 agak nda nyambung, well, ini dia NEW CHAPTER ! REAL CHAPTER! haha, enjoyy'O')/
Farel
Pagi ini cerah, burung-burung berkicau ceria di langit.
Terbang, bebas kemanapun dia inginkan. Awan membantu mengurangi teriknya
matahari, tapi tak mampu meredupkan cerahnya matahari pagi ini. Lalu
pandanganku teralih padanya, seorang wanita cantik dengan rambut panjang
terurai yang berdiri di seberang lapangan. Namanya Loli, dia teman masa
kecilku. Aku dan dia memang selalu bersama sejak kecil, hingga sekarang.
"Farel!!" Aku berbalik, Loli dari seberang sana
mencoba melambai padaku. Senyuman riangnya selalu bisa membuatku tersenyum
pula.
Dia berlari ke arahku. Aneh, langkah demi langkahnya membuat
jantungku berdegup kencang. Aku bahkan setengah mati menyembunyikan salah
tingkahku. Konyol. Dia selalu bisa membuatku terlihat konyol.
"Apa yang kau lakukan?" Lanjutnya. Aku tak
menjawab, melihat tumpukan kertas di tanganku, sepertinya dia sudah mengerti.
"Jadi kau sedang sibuk ya? Kalau tau begini, seharusnya
aku tak memilihmu menjadi ketua osis!" Aku bisa melihat sedikit kekecewaan
di wajahnya. Tapi aku tau dia tak benar-benar kecewa. Dasar bodoh, kau lupa aku
sangat mengenalmu?
"30 menit, dan kita akan pergi ke taman itu ibu
pelatih" Aku mencoba menghiburnya, setidaknya aku ingin melihat senyummu
lagi. Senyum yang sering kau perlihatkan untukku. Yeah, untukku.
"Hahaha, kau tau kan? Anak baru itu sangat sulit
dilatih! Huh, memang sulit menjadi Loli si Mayoret berbakat ini!" Dia
mencoba menyombongkan diri, tapi aku tau dia sedang bercanda. Loli memang
seorang mayoret hebat andalan sekolah kami-tentu saja atas saranku, setidaknya
aku harus berterima kasih karena dia telah membantuku menjadi ketua osis. Tapi
aku juga tau itu tak perlu, Loli punya banyak bakat, dan dia cantik. Aku tau
kalau semua orang memang akan memilihnya.
"Baiklah bu pelatih, 30 menit. Tunggu aku di
perpustakaan"
"Bahkan kau masih mengingat itu. Kau benar-benar teman
yang baik, haha. Baiklah, 30menit, di perpustakaan. Sampai jumpa jelek"
Kau berlari, membiarkanku menatap langkah riangmu itu dalam
senyum.
Aku memang tak pernah melupakan itu Loli.
Melupakan semua tentang mu.
Melupakan tiap detail tentang dirimu.
Aku mengingatnya Loli.
Aku mengingatnya bahkan sejak aku belum mengenal perasaan
aneh di dada ini.
Comments
Post a Comment